18 Desember 2011

Teknik Reportase dan Wawancara


TEATER MEMBANGKITKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK
Indonesia kaya akan seni. Seni merupakan unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar perkembangan manusia sebagai pencipta dan penikmat karya seni. Karya seni dapat dilihat dari bentuk pakaian dan rias, jenis makanan dan hidangan, jenis-jenis pertunjukan, berbagai upacara adat dan prosesinya, dan lain-lain, Salah satunya adalah sebi pertunjukan yaitu bentuk teater.
Seni Teater adalah seni yang kompleks, artinya dapat bekerjasama dengan cabang seni lainnya. Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting atau seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Teater bisa juga berbentuk: ketoprak, ludruk, sandiwara (radio, televisi), opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improvisasi performance serta pantomim. Operet adalah genre opera ringan, "ringan" dalam hal musik dan opera. Operet adalah opera tetapi penampilannya berupa seperti teater musikal


 

Fadhli(pewawancara): Apa penyebab anak pemalu?
Rizal(pelatih teater): sebabnya,mungkin karena mentalnya belum terbiasa pentas langsung di atas panggung berhadapan dengan penonton orang banyak, dan juga mungkin karena kebiasaan di rumahnya jarang bergaul, senang menyendiri, dengan teater ini mental dan kepercayaan diri mereka dapat terasah belajar bermain peran atau acting, dapat bertemu teman-teman baru lebih ramai jadi senang ingin ikut bermain teater. Selain itu, dengan teater atau utamanya dengan seni, mereka dapat berimajinasi untuk merangsang kecerdasan dan ketangkasan otak seorang anak. Misalnya, anak kurang tanggap dengan seni atau teater bisa melatih kecerdasan dan menggali potensi apa yang dimiliki dalam diri anak tersebut.
F: Faktor apa saja yang menyebabkan anak kurang percaya diri?
R: mereka masih merasa minder atau malu bertemu dan diliat orang banyak, juga mereka beranggapan saya tidak bisa padahal belum dicoba, tetapi setelah belajar teater rutin terus mencoba dan berusaha akhirnya menjadi terbiasa merasa senang dirinya, bisa tertawa, bermain, santai, terasah bakat anak tersebut sampai menjadi tenang dan percaya diri dihadapan orang banyak.
F: teater itu susah atau gampang dalam memainkan perannya?
R: menurut saya, teater gampang-gampang susah. Di katakana gampang apabila kita sudah menemukan actor atau orang-orang yang pas dan sesuai dengan karakter yang dimainkan mudah tinggal menjalankan saja. Sedangkan, susah karena dalam teater harus mengatur orang banyak, yang berbeda karakter anak-anaknya.
F: Dalam teater, bagaimana cara mengatur anak-anak yang banyak dan berbeda karakter supaya menjadi kompak?
R: dalam teater anak, metode yang digunakan adalah dengan cara mengambil hati anak-anak tersebut sehingga anak itu nurut dan mudah diatur, dan sesuai dengan mood anak-anak juga harus sabar dan tidak emosian selalu mengarahkan kalau anaknya lagi bosan atau bethe, iya jangan dipaksa dibujuk atau dirayu sehingga rasa bosan atau bethe anak tersebut hilang.
F: apabila orang tua pemalu, apakah berpengaruh terhadap anak sehingga jadi pemalu juga anaknya (ada faktor genetic atau tidak)?
R: menurut saya, itu sangat tidak berpengaruh, karena semua itu tergantung anaknya walaupun orang tuanya pemalu lantas anaknya jadi ikut-ikutan pemalu juga tidak seperti itu, kalau anaknya memiliki bakat terpendam ada potensi dalam diri anak tersebut anaknya menjadi percaya diri tidak ada masalah.
F: apabila seorang anak mempunyai kekurangan pada fisiknya yang membuat anak menjadi sangat minder atau pemalu, bagaimana cara menghilangkannya untuk membangkitkan rasa percaya diri anak terhadap lingkungannya?
R: tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, jadi setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadikan kekurangan yang ada pada anak tersebut menjadi kelebihan. Bagaimana caranya, kita sebagai orang tua harus sabar dan memberi arahan, motivasi pada anak proses pengenalan diri dalam anak selalu mendukung keinginan anak untuk terus belajar, berkembang, bermain, dan berimajinasi pada kegiatan anak-anak sehari-hari, terus dilakukan sehingga anak percaya dan yakin bahwa di dalam dirinya mempunyai bakat dan potensi, sampai anak tidak malu dan minder dengan teman-temannya di lingkungan sekitar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar